Buat yang Bertanya: Kenapa Para Awak KRI Nanggala 402 Tidak Berenang Menyelamatkan Diri? Begini Jawabannya!

 

Kenapa Awak Nanggala Tidak Berenang? Ini Jawabannya! /Tangkapan layar/ YouTube Puspen TNI/

JAKBARNEWS - Terkait insiden yang dialami KRI Nanggala 402 tak hanya meninggalkan luka yang mendalam, tapi juga menyisakan berjuta kenangan cerita manis beberapa tokoh nasional atau kerabat dengan para mendiang (awak Nanggala 402).

Hingga akhirnya, rasa penasaran dan beragam pertanyaan pun bermunculan seolah tak percaya dengan insiden yang terjadi begitu cepat dan sangat mengejutkan publik.

Salah satu pertanyaan publik di dunia maya alias netizen adalah, kenapa para prajurit tidak melakukan penyelamatan diri, misal keluar dari KRI Nanggala 402 lalu berenang ke permukaan.

Bahkan ada pula netizen yang berkeyakinan bahwa kru dari kapal selam KRI Nanggala 402 ini pasti selamat, karena mereka dididik dan dibekali jiwa tangguh berjuang, terlebih untuk menyelamatkan dirinya.

Nah, untuk menjawab rasa penasaran itu, Jakbarnews.com coba kutip artikel yang dimuat Mantrasukabumi dengan judul: Pantas Saja Para Awak KRI Nanggala 402 Tak Berenang Keluar Saat Kapal Tenggelam, Ternyata ini Alasannya

Seperti diketahui, setelah penantian waktu 72 jam atau sesuai prediksi cadangan oksigen yang ada pada kapal selam tersebut, akhirnya disimpulkan kalau Nanggala blackout atau tenggelam.

Bahkan, pernyataan tersebut juga sudah disampaikan KASAL Yudo Margono, dalam siaran persnya Minggu, 25 April 2021 yang sekaligus menyampaikan ucapan belasungkawa atas kepergian 53 awak Nanggala 402.

Sebelumnya, saat dinyatakan hilang, puluhan awak berada dalam KRI Nanggala 402 sedang menjalani latihan peluncuran torpedo di perairan pulau Dewata.

Halaman:

Sumber: Mantra Sukabumi

Totalnya ada 53 awak kapal yang berada dalam Nanggala 402 dengan cadangan oksigen hanya bisa bertahan untuk 72 jam atau selama 3 hari.

Namun akhirnya, KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam, setelah diprediksi dari hasil pencarian bahwa kapal selam tersebut sudah berada di kedalaman 850 meter.

Hal itu pula lah yang menjadi pertimbangan atau alasan, kenapa para awak Nanggala 402 tidak melakukan penyelamatan diri atau berenang, keluar dari kapal selam.

Sekali lagi, hal itu tidak mungkin dilakukan. Seperti halnya disampaikan via kanal Youtube Fakta Militer, pada Senin 26 April 2021, bahwa hal tersebut mustahil dilakukan.

Alasannya, sebagaimana pada umumnya sebuah kapal selam itu tidak memiliki pintu darurat yang bisa dibuka dengan leluasa.

Tentu, tak sesimpel yang dibayangkan, pintu kapal selam jauh lebih rumit, karena dirancang agar tidak bisa dimasuki air laut saat menyelam.

Makanya, untuk penggantinya ada kompartemen penyelamat yang tidak bisa dimasuki air karena memiliki sistem isolasi saat bagian lain kapal selam telah bocor.

Dilansir dari San Francisco Maritime National Park Association, di dalam kompartemen tersebutlah kru kapal selam menyelamatkan diri.

Kesempatan mereka untuk tetap selamat juga bergantung pada kedalaman air tempat saat kapal selam berada. Bagaimana jika kru nekat keluar dari kapal di kedalaman 850 m?

Hal itu akan menjadi kesalahan fatal, sebab air bisa masuk ke kapal dengan sangat cepat dan membanjiri kapal dalam hitungan detik.

Bisa saja kru kapal masih bisa menahan tekanan air yang masuk dan mencoba berenang keluar, jika kedalaman masih terbilang rendah.

Sebagaimana dilansir Schmidt Ocean Institute, tekanan hidrostatis air meningkat 1 atm setiap kedalaman 10 meter. Dengan demikian tekanan udara di kedalaman 850 meter adalah 85 atm.

Sedangkan manusia hanya dapat bertahan pada tekanan sekitar 3-4 atm. Jadi, dapat disimpulkan berenang di laut dengan kedalaman 85 atm adalah hal yang tidak mungkin bagi manusia.

Mungkin, rasanya setara seperti diinjak 100 ekor gajah di kepala, sebab air masuk ke dalam kapal selam kurang dari hitungan detik.

Saat air masuk ke kapal, gendang telinga akan pecah, paru-paru termampatkan hingga menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, lalu setelah itu pecah.

Selanjutnya diikuti hancurnya pembuluh darah dan seluruh organ tubuh. Singkatnya, membuka pintu kapal selam dan berenang keluar adalah hal yang mustahil, kecuali kapal masih berada di kedalaman dangkal.

Hal lain yang penting Anda ketahui adalah fakta rudal buatan Cina yang akan ditembakan KRI Nanggala 402 dan misteri laut utara Bali hingga menyebabkan tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402.

Rudal buatan Cina C-802 yang tadinya akan ditembakkan TNI Angkatan Laut di laut Bali merupakan salah satu rudal anti kapal canggih dunia.

Rudal ini dikembangkan di Cina sejak 1989, rudal ini berkode Nato CSSN 8 CKD dan dari keterangan pabrikannya, rudal ini punya akurasi hampir mendekati 100 persen yaitu 98 persen.

Lebih keren lagi, C-802 mampu terbang dalam ketinggian 5 meter dari permukaan air laut.

Hal ini membuat rudal sulit dideteksi oleh sasaran, dan sulit menghindari dari serangan rudal tersebut.

Berdasarlam tayangan Youtube @Suara Istana pada Senin, 26 April 2021, rudal ini dapat menghantam sasaran dalam jarak 120 KM.

Rudal ini sangat berbahaya bagi musuh karena memiliki kecepatan supersonik . Bukan hanya Indonesia yang memiliki rudal ini, Iran, Pakistan, Thailand dan Myanmar.

Daya ledak Rudal ini sangat sangar, diyakini mampu membuat dunia kagum dengan Indonesia. Sebab dapat menghancurkan kapal perang yang berbobot 3.000 ton.

Tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402 di laut Utara Bali, seperti diketahui memang dikenal berarus kuat dan terdapat curugan bawah laut yang cukup dalam.

Arus di utara laut Bali relatif kuat karena mendapatkan pengaruh arus global yang bernama arlindo atau arus laut kepulauan Indonesia.

Sebab, masa air laut pasifik masuk ke Makassar kemudian mengalir ke Samudra Pasifik lewat Selat Lombok lalu bagian arus digerakkan ke barat dan ke timur.*** (Sofar Syaoqi H/Mantrasukabumi)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Buat yang Bertanya: Kenapa Para Awak KRI Nanggala 402 Tidak Berenang Menyelamatkan Diri? Begini Jawabannya!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel